Home Suara PRT Aksi Rabuan Menuntut Pengesahan RUU PPRT Berlanjut

Aksi Rabuan Menuntut Pengesahan RUU PPRT Berlanjut
Happening art dilakukan di Jakarta dan Sidoarjo, Jatim

by admin

tungkumenyala.com – Aksi Rabuan menuntut pengesahan Undang-undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (UU PPRT) akan kembali digelar di sejumlah kota. Di Jakarta, aksi akan dilakukan para PRT yang tergabung dalam SPRT Sapulidi dan Jala PRT akan menggelar aksi di depan Gedung DPR dengan mengusung tema “SOS UU PPRT: Selamatkan PRT Dari Kekerasan dan Perbudakan.

“Penundaan pengesahan UU PPRT berarti jumlah PRT yang menjadi korban kekerasan bertambah 10an orang, apakah DPR tega membiarkan kondisi ini,” ujar Koordinator JALA PRT dalam pernyataan tertulis yang diterima Selasa (31/1/2023).

Aksi Rabuan ini akan mulai dilakukan pukul 10.00 waktu Indonesia barat (WIB). Aksi akan diwarnai aksi panggung solidaritas untuk Khotimah, PRT korban kekerasan  yang  hingga kini masih terbaring lemah di rumah sakit dengan luka di sekujur badannya.

Para pengunjukrasa, baik dari Jala PRT maupun aktivis perempuan yang tergabung dalam Koalisi Sipil untuk UU PPRT akan mengecat wajah mereka sebagai simbol solidaritas bagi luka fisik dan batin yang dialami Khotimah.

Penundaan pengesahan UU PPRT berarti jumlah PRT yang menjadi korban kekerasan bertambah 10an orang, apakah DPR tega membiarkan kondisi ini,”

Aksi serupa juga dilakukan  jaringan Rampak Sarinah Surabaya dan Sidoarjo. Mereka akan menggelar Aksi Rabuan di Sidoarjo, Jawa Timur dengan mengusung  tema “Mengenang Tewasnya PRT Sunarsih tahun 2001”.

Sunarsih adalah PRT anak yang menjadi korban kekerasan hingga meninggal pada tahun 2001 silam. Kematian Sunarsih menjadi tonggak perlawanan para PRT dan hari kematiannya ditetapkan menjadi Hari PRT Nasional.

Direktur Institut Sarinah yang juga Koordinator Koalisi SIpil untuk UU PPRT, Eva Sundari mengatakan aksi akan mengambil tempat di DPRD Kabupaten Sidoarjo. Para aktivis Rampak Sarinah akan melakukan audiensi dengan Ketua DPRD Sidoarjo yang merupakan kader PDIP.

Selain audiensi para pengunjuk rasa juga akan melakukan happening art dengan membuka payung hitam solidaritas bertuliskan Sahkan RUU PPRT.

“Para pengunjuk rasa akan melakukan happening art dengan leher dalam jeratan tali, membaca puisi dan berdialog dengan anggota Dewan,” ujar Eva.

 

Related Articles

Leave a Comment