JAKARTA- Wabah Corona membuat perekonomian menjadi anjlok. Tak sedikit yang kehilangan pekerjaan dan mata pencarian. Begitu juga yang kami rasakan sebagai pekerja rumah tangga (PRT). Akhirnya kami kena PHK.
Ada yang diberhentikan secara sepihak, ada pula yang dinonaktifkan sampai batas waktu yang tidak pernah jelas. Kalau yang diPHK dapat hak-haknya, seperti pesangon, THR dan tunjangan lainnya,–mungkin masih bisa bertahan hidup beberapa saat. Tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak mendapatkan apa-apa,–hanya pesangon ala kadarnya, bagaimana nasib mereka ke depannya? Sedangkan situasi ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan baru. Hal yang sama juga bagi pedagang kaki lima dan pekerja harian lainnya. Semua aset ditutup. Bagi mereka yang tidak pandai-pandai menyiasati, pasti sangat kesulitan.
Saya sebagai pekerja rumah tangga juga tidak menyangka, kalau nasib akan seperti ini. Rencana, saya akan berhenti kerja tahun ini. Tetapi tak di sangka-sangka, saya dipensiunkan lebih awal. Saya bekerja dengan bos sudah hampir 12 tahun lamanya. Saya juga tidak tahu alasannya apa. Tepatnya, mereka tidak bisa bayar lebih. Mau tidak mau saya harus terima dengan lapang dada.
Wabah Corona membuat situasi di Jakarta semakin mencekam dengan adanya wabah Corona ini. Saya tidak bisa melakukan apa-apa selain di rumah saja dan mencoba berpikir jernih bagaimana kedepannya. Walaupun saya di kasih hak-hak saya sebagai PRT, namun harus berhati-hati dengan uang. Karena saya adalah tulang punggung keluarga. Suami sudah tidak bekerja sejak 5 tahun lalu.
Kawan-kawan seperjuanganpun tidak sedikit yang mengalami seperti saya. Rumah masih ngontrak. Anak-anak yang masih kecil dan sekolah. Mau bilang apa semua sudah terjadi. Mau tidak mau harus tetap semangat dan optimis menjalani kehidupan selanjutnya.
Saya bersyukur sudah bergabung dalam organisasi Sapulidi ini. Sehingga saya banyak ilmu, banyak teman dan juga percaya diri. Dengan punya banyak teman, saya bisa cari cari info lowongan pekerjaan. Atau bisa apa saja untuk menghasilkan uang. Karena situasi dan kondisi seperti ini, kami hanya bisa komunikasi lewat WA, telepon, atau SMS. Saya hidup dengan keluarga hanya mengandalkan uang yang ada. Tapi lama-lama juga habis ludes begitu saja. Terus kedepannya bagaimana?
Sebagai pekerja rumah tangga, kami pasti punya keahlian. Beberapa dari kami, mulai berjualan online. Jualan makanan, sembako, kue basah juga kue kering. Dari situ saya belajar dan mencoba. Akhirnya saya putuskan untuk mencoba jualan online. Saya jualan sembako juga masakan. Kalau ada orderan baru saya masak. Selain itu saya juga melayani jasa pijit dan perawatan wajah. Jadi ilmu yang kita dapat tidak sia-sia.
Terkadang saya miris mendengar orang mengeluh, menkritik satu sama lain, berharap dan bergantung pada orang lain. Kadang saya menangis ketika mendengar dan melihat mereka berteriak-teriak, seolah-olah sudah tidak mampu untuk melakukan sesuatu buat hidupnya. Dalam keadaan seperti ini, kita belajar berhemat. Jangan sampai ada makanan yang terbuang.
Saya paling pantang membuang makanan, orang di luar sana banyak kelaparan. Kenapa kita buang makanan? Yang terutama kita harus pandai-pandai bersyukur, mengolah, mengotak-atik makanan supaya bisa dimakan dan bisa dinikmati keluarga. Apalagi kita ini PRT, masak iya sih kehabisan akal. Aku tak akan pernah menyerah pada apapun juga, sebelum mencoba apa saja yang bisa. Saya yakin dan percaya masih ada Tuhan, masih ada harapan, Amin. Saya bersyukur saat ini saya sudah mendapatkan pekerjaan baru, walaupun cuma partime, lumayan buat tambahan.
Enjoy Job Baru
Saya lebih rileks sekarang, lebih enjoy. Dengan job baru dan suasana baru, tidak tertekan. Saya bisa menolong diri saya sendiri, keluarga dan juga orang lain. Intinya kalau ada kemauan disitu pasti ada jalan. Tetap rendah hati dan banyak-banyak bersyukur. Di situlah letak kebahagian yang sejati. Tidak melulu dengan materi, walaupun materi itu penting.
Saya bangga bisa jadi PRT. Ada banyak hal yang bisa saya lakukan terlebih sudah berorganisasi dan berserikat, ilmu saya jadi bertambah, tanpa saya harus membayar, itu free. Ilmu bahasa inggris saya dapat, kalau saya mau,– komputer bisa. Ayo kawan kawan PRT, kita tetap semangat walau badai kehidupan saat ini lagi bergelora, kita bersatu kita kuat. Together we can do it, we fight Corona! Stay home! Keep clean and safety!
Hari-hari semakin jahat. Janganlah kita menggantungkan diri sesama manusia, tetapi andalkan Tuhan di setiap perkara kita, insyallah berkah, Amin. Seberapapun kita dapat, kita syukuri, biarlah kesusahan hari ini, cukup buat hari ini. Mungkin besok akan lebih baik, kita tidak pernah tahu akan hari esok. No body knows about tomorrow, Never knows.
Intinya adalah, gak perlu teriak-teriak kesusahan. Gak perlu menggigit saat cari duit. Gak perlu menjilat saat memberi nasehat, karena hidup gak segampang itu kawan. Kita pakai ilmu kita dengan sebaik- baiknya dan benar. Mencari berkat dan bisa menjadi berkat buat orang lain. Walaupun kita hanya seorang PRT, kita tunjukkan, bahwa kita mampu! Kita bisa seperti orang lain. PRT bergerak, bersatu bersama-sama melawan Corona. Di rumah aja, jangan mudik! Selamat menjalankan ibadah puasa Romadhon. Maaf lahir batin! (Pujiastuti Utami)