JAKARTA- Selama adanya virus Corona yang sangat berbahaya masyarakat dibuat kebingungan dan salah kaprah. Gejolaknya sangat luar biasa dan semakin parah. Sangking ketakutannya masyarakat sampai kehilangan akal sehatnya.
Dengan berbagai cara mereka yang berduit, belanja sebanyak-banyaknya, over dosis! Karena mereka berpikir dengan begitu mereka aman di rumah dan tidak akan kelaparan tanpa harus keluar rumah dalam jangka waktu yang Lama.
Tapi bagaimana dengan yang bekerja di rumah tangga, para pekerja rumah tangga (PRT)? Bagaimana dengan PRT yang kerja part-time yang tiap hari harus pulang pergi? Bagaimana dengan keluarganya? Kalau bosnya pengertian bagus banget,– Kalau tidak?
Contohnya aku,– seorang pekerja rumah tangga. Tiap hari pulang pergi. Yang biasanya menggunakan Trans Jakarta, sekarang naik gojek. Lah kalau pulang pergi sudah berapa ongkosnya? Gaji sudah tidak memadai. Belum lagi resiko yang harus ditanggung beresiko terjangkit virus Corona di tempat umum.
Pelindung diri, harus menyiapkan sendiri. Karena di rumah majikan hanya disediakan hand sanitizer saja. Kita tidak pernah tahu, di dalam ruang lingkup kerja ada virus atau tidak. Yang namanya bos, juga tidak menutup kemungkinan tertular virus. Sebagai pribadi tidak ada yang melindungi diriku. Bos tidak mau pikir resiko pada pekerjanya.
Sudah 12 tahun aku bekerja pada bos orang expatriate. Awalnya aku enak-enak saja, nyaman-nyaman saja. Tetapi sekarang ini sangat luar biasa susahnya. Dengan gaji minim, tidak ada uang transpot, uang makan apalagi tunjangan kesehatan dan lainnya.
Apa lagi sekarang ini dengan adanya virus pandemik Corona, bos tidak mau ambil resiko, dan aku diPHK, dengan alasan situasi tidak aman karena pulang-pergi. Walaupun aku diberi pesangon, dengan kondisi seperti ini, uang seperti air, tidak ada harganya. Sedangkan kebutuhan hidup semakin mahal.
Setelah diPHK, otomatis aku kehilangan mata pencarian. Aku tidak bisa kemana-mana untuk mencari pekerjaan. Karena situasinya masih darurat Corona. Mau tidak mau mematuhi aturan pemerintah dan hidup dengan biaya uang yang ada. Harus amat sangat berhemat, karena belum tahu sampai kapan semuanya ini akan berakhir.
Adanya Pandemi Corona ini amat sangat merugikan kita semua. Ada banyak yang kehilangan pekerjaan, mata pencarian. Lalu kalau seperti ini bagaimana nasib kami sebagai pekerja rumah tangga? Bagaimana harus menghidupi keluarga? Kehidupan terus berlanjut, tapi harus tetap di dalam rumah saja. Keperluan sehari-hari terus berjalan. Kalau nekad, resikonya besar, karena di luar sana masih sangat berbahaya. Mau tidak mau harus menjaga keamanan dan keselamatan diri dan keluarga.
Kita semua berharap, semuanya ini cepat berlalu. Sehingga kita semua bisa kembali beraktivitas dan bekerja seperti semula. Sehingga bisa memenuhi kembali kebutuhan keluarga.
Aku hanya bisa berdoa, bersyukur dan mawas diri terus intropeksi diri dan selalu waspada. Kehidupan kita sudah ada yang mengaturnya, bagaimana kita menjalaninya saja. Hidup itu pilihan, mau pilih yang mana? Semoga ke depannya akan menjadi lebih baik lagi. Berharap bisa kembali bekerja sebagai PRT yang mempunyai budi pekerti, bermartabat dan bisa berguna bagi nusa dan bangsa. (Puji Utami)