JAKARTA- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa ada varian baru Covid-19 bernama Lambda. Saat ini mutasi baru tersebut masuk dalam dua kategori yakni variant of interest dan variant of concern. Peneliti mengkhawatirkan bahwa varian Lambda ini dapat menimbulkan masalah epidemiologi global.
Sebagaimana diketahui, virus memiliki sifat layaknya makhluk hidup lainnya. Mereka akan berevolusi untuk bertahan hidup.
Fungsi utamanya adalah membuat diri mereka menjadi lebih sulit untuk dibasmi. Saat ini sudah banyak varian virus corona yang bermunculan dan telah berbeda dari jenis yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
Merangkum dari Fair Field Citizen Online, Jumat (18/6/2021), varian Lambda ini berasal dari Peru, Amerika Selatan dan menurut WHO varian ini terkait dengan 81 persen kasus yang terdeteksi sejak April 2021 di negara tersebut. Menurut GIS AID, varian ini pertama kali terdeteksi pada Agustus 2020 dan saat ini telah ditemukan di 29 negara terutama di wilayah Amerika Selatan.
Negara-negara yang terdampak secara signifikan oleh varian Lambda ini adalah Peru, Chili, Argentina, dan Ekuador. WHO juga mengatakan setelah melakukan pemantauan terhadap varian ini, mereka melihat adanya kemungkinan peningkatan penularan dan resitensi terhadap antibodi.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, saat ini Chili belum berhasil menurunkan kasus penularan terkait dengan varian ini. Sementara rimah sakit masih dalam kapasitas maksimum dan Peru menjadi negara dengan angka kematian tertinggi di dunia pada akhir Mei 2021. Situasi saat ini sangat mengkhawatirkan karena virus corona telah menyebabkan banyak kerusakan di Amerika Selatan dan mereka belum berhasil pulih dari keadaan ini. (Yuli Maheni)