JAKARTA – Sebuah survey menunjukkan bahwa dua pertiga ahli penyakit percaya bahwa varian baru virus Corona dapat membuat vaksin jadi tidak efektif dalam kurun waktu setahun.
Studi yang dilakukan oleh People’s Vaccine Alliance mewawancarai 77 ahli epidemiologi, ahli virologi dan spesialis penyakit menular dari seluruh dunia. Hasil studi tersebut menemukan sekitar 66% dari mereka memperkirakan bahwa virus akan bermutasi sedemikian rupa sehingga vaksin generasi pertama tidak akan dapat mencegah infeksi dalam kurun waktu 12 bulan.
Dari kelompok itu, hampir seperlimanya percaya bahwa hal tersebut akan terjadi dalam enam bulan kedepan dan sepertiga lainnya mengatakan hal tersebut akan terjadi dalam kurun waktu sembilan bulan kedepan.
Sementara 18,2% lainnya berpikir bahwa hal itu akan terjadi setidaknya dua tahun kedepan.
Namun, dari hasil survey tersebut menyebutkan hanya sebagian kecil dari para ahli ahli berpikir kalau vaksin akan mampu menahan mutasi virus ini di masa depan.
Hal tersebut datang karena produsen vaksin yang saat ini tersedia sekarang sedang mengerjakan dosis penguat untuk menangkal mutasi Covid-19 di masa yang akan datang, sebagaimana dilansir Metro UK.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, rencananya, dosis yang lebih kuat itu akan diberikan pada enam sampai 12 bulan setelah dua dosis pertama, dan diharapkan dapat membantu melindungi terhadap varian Covid baru termasuk jenis Brazil, Afrika Selatan dan Inggris.
Pada bulan Februari lalu, Pfizer mulai menawarkan dosis ketiga kepada 144 relawan yang ikut serta dalam pengujian tahap awal vaksin di Amerika Serikat tahun lalu. Dan Moderna memulai uji klinis booster jab awal bulan ini, dengan sukarelawan yang ikut serta dalam pengujian sebelumnya.
Profesor Peter Openshaw, dari Imperial College London dan anggota New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group to the Government, menyebutkan sulit untuk memprediksi apa yang bisa terjadi.
“Yang benar-benar sulit untuk kami antisipasi adalah dengan cara apa virus itu akan berkembang selama beberapa bulan ke depan, dan terutama selama musim dingin berikutnya, dan seberapa aman dalam hal tingkat kekebalan yang kita miliki setelah mendapatkan vaksin,” ungkapnya.
“Saya pikir sangat penting untuk menekankan bahwa bukti yang kita dapatkan sekarang adalah bahwa vaksin sangat berperan penting dalam melindungi tubuh dari penyakit yang parah,” tambahnya.
“Hampir tidak ada penyakit serius pada mereka yang terinfeksi Covid-19 kembali atau yang menjadi sakit setelah divaksinasi, jadi vaksin benar-benar bagus dalam mencegah penyakit yang sangat serius, dan itu adalah berita yang paling penting,” lanjut Openshaw.
“Tetapi ada kekhawatiran bahwa beberapa varian mungkin dapat ditularkan lagi dari orang ke orang, bahkan pada orang yang telah divaksinasi. Jadi kita perlu bergerak secepat mungkin sehingga varian virus yang baru tersebut bisa menjadi perhatian dengan segera,” pungkasnya.
Inggris melonggarkan pembatasan sosial dan lockdown nya pada minggu ini. Hal tersebuut memungkinkan masyarakat untuk bertemu dalam kelompok yang terdiri dari enam orang dan juga melakukan olahraga luar ruangan. Negara itu juga mengalami kematian mingguan akibat virus Corona yang turun pada pekan ini. Tercatat, jumlah kematian pekan ini berada di bawah angka seribu jiwa untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir. (Sargini)