Jakarta – Institut KAPAL Perempuan, mitra nasional Equal Measures 2030 (EM2030) menyelenggarakan “Peluncuran Laporan Hasil Indeks Gender SDGs 2020” pada tanggal 26 April 2022 lalu.
Data Indeks Gender SDGs ini diluncurkan oleh Lenny N. Rosalin, SE, MSc, MFin, Deputi Menteri Bidang
Kesetaraan Gender, Kementerian PPPA dan Chair, ASEAN Committee on Women. Pengantar akan disampaikan
oleh Misiyah, direktur Institut KAPAL Perempuan. Untuk Indeks Gender SDGs global akan dipresentasikan oleh
Aarushi Khanna dari EM2030 dan untuk Indonesia oleh Justin Anthonie.
Diskusi yang dimoderatori oleh Mh. Firdaus ini akan menghadirkan para ahli di bidang masing-masing yaitu
Gantjang Amannullah, M. A. (Manager Monitoring dan Evaluasi, Sekretariat SDGs – Bappenas), Eva Kusuma
Sundari, S.E., M. Si., M. Ec. (Pendiri Institut Sarinah dan Wakil Ketua International Cooperative Alliances – ICA),
Hamong Santono (Development Specialist untuk Implementasi Inklusif SDGs di Indonesia), Atashendartini
Habsjah, MA (Peneliti & Aktivis Kesehatan Perempuan), dan Theresia S. E. Iswarini (Ketua Subkomisi
Pengembangan Sistem Pemulihan Komnas Perempuan).
Temuan utama adalah pencapaian kesetaraan gender melalui penilaian terhadap 14 tujuan dan 56 indikator SDGs di 144 negara. Dari Indeks Gender SDGs ini diharapkan dapat menjadi informasi terbaru bagi publik, memperkuat gerak
bersama untuk kesetaraan gender dan menjadi referensi pengambil kebijakan untuk mempercepat
pencapaian kesetaraan gender di Indonesia.
Dalam laporan indeks gender SDGs ini menunjukkan bahwa secara global, kemajuan dalam pencapaian
kesetaraan gender masih terlalu lambat, rapuh dan terfragmentasi. Hanya ada sedikit kemajuan dalam
pencapaian kesetaraan gender di tingkat global antara tahun 2015 dan 2020. Jika tren saat ini terus berlanjut,
dunia hanya akan mencapai skor indeks sebesar 71 dari total angka keseluruhan 100 di tahun 2030 sebagai batas akhir pencapaian SDGs.
Tidak satu pun dari 144 negara dalam Indeks Gender SDG yang telah mencapai kesetaraan gender, dan tidak ada satu pun negara yang memiliki kinerja terbaik di dunia. Masih banyak yang harus dilakukan negara-negara di dunia untuk mewujudkan visi kesetaraan gender yang terkandung dalam SDGs. Negara-negara secara global termasuk Indonesia harus bekerja keras mempercepat aksi-aksi untuk mewujudkan kesetaraan gender.
Tidak satu pun dari 144 negara dalam Indeks Gender SDG yang telah mencapai kesetaraan gender, dan tidak ada satu pun negara yang memiliki kinerja terbaik di dunia.
Skor Indonesia Naik, Tapi Rapuh
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Skor keseluruhan Indonesia adalah 66,7 dalam Indeks Gender SDGs pada tahun 2020
mencerminkan beberapa kemajuan. Skor tertinggi yang dicapai Indonesia pada tahun 2020 ini terlihat dalam Indeks Gender SDGs tujuan 6 tentang air bersih, tujuan 7 tentang energi bersih dan tujuan 3 tentang kesehatan.
Meskipun batas usia minimal untuk menikah telah diubah dan program jaminan kesehatan nasional terbesar di dunia telah
diberlakukan, berbagai tantangan dalam pelaksanaan dan norma-norma gender yang merugikan perempuan
masih menghambat kemajuan kesetaraan gender di Indonesia.
Dua pekan lalu Indonesia juga meletakkan sejarah baru untuk penghapusan kekerasan seksual melalui pengesahan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Tahun ini juga Indonesia menjadi presidensi G20 mempunyai mandat untuk memajukan kesetaraan gender. Oleh karena itu Institut KAPAL Perempuan bersama EM2030 dalam peluncuran berharap dapat berkontribusi melalui pembahasan bersama pemerintah nasional, masyarakat sipil, lembaga negara urusan hak asasi perempuan, ahli anggaran responsif gender.