Menjawab pertanyaan: apa pentingnya sekolah bagi Pekerja Rumah Tangga (PRT)? Jawabannya sangat mudah, yaitu PRT di Indonesia membutuhkan sekolah alternatif
Tim Tungku Menyala
Data menunjukkan, banyak PRT yang tak lulus sekolah, padahal PRT harus bekerja sebagai tulang punggung keluarga, maka pendidikan alternatif merupakan jalan untuk menyelesaikan persoalan ini: menghadapi dunia kerja yang dihadapi PRT
Hal lain, kurangnya pengakuan pada PRT dalam bekerja, kondisi kerja tidak layak: upah rendah, upah tertunda, jam kerja panjang, tidak cukup istirahat, tidak ada jaminan sosial, tidak punya akses berserikat, pelanggaran hak, pelecehan membuat PRT harus mendapatkan pendidikan alternatif untuk menyelesaikan persoalan.
Jadi pendidikan ini bukan hanya sekedar pendidikan formal, namun juga pendidikan advokasi dalam melakukan perjuangan di dunia kerja
Data Jala PRT menyebut, selama ini tidak ada akses bagi PRT terhadap pendidikan dan informasi, terutama akses terhadap pendidikan kritis, PRT juga belum semua terorganisir, tidak adanya Serikat PRT sebagai perwakilan PRT, kurangnya peran PRT dalam advokasi perlindungan PRT . Maka ini yang membuat JALA PRT kemudian memprakarsai Sekolah untuk PRT yang sudah dimulai di Yogyakarta dan dimulai pada tahun 2003. Sekolah ini merupakan kegiatan dalam mereplikasi sekolah PRT (Sekolah Wawasan) di Jakarta yang kemudian hingga sekarang diadakan oleh JALA PRT setiap 2 minggu sekali.
Karena pandemi, maka sekolah PRT selama 2 tahun ini diadakan secara online dan disiarkan melalui Youtube, agar PRT yang masih bekerja bisa tetap mengikuti
Apa tujuan sekolah PRT? Tujuannya jelas, yaitu meningkatkan kesadaran kritis PRT untuk menciptakan PRT berdaya yang mengetahui hak‐haknya dan memiliki posisi tawar yang lebih baik di level individu dan secara kolektif. Lalu untuk melahirkan pemimpin‐pemimpin PRT sebagai organisator, pembela hak‐hak PRT dengan kapasitas pemimpin yang akan mengelola Serikat/Organisasi PRT sebagai perwakilan PRT dalam dialog sosial untuk kepentingan PRT
Sekolah ini juga bisa dijadikan model pusat pelatihan/pendidikan pekerja rumah tangga yang dapat direplikasi di wilayah PRT lainnya.
Apa yang didapatkan PRT dalam sekolah ini? yaitu meningkatnya pengetahuan, kesadaran dan sikap bahwa PRT adalah seorang pekerja, lalu menegosiasikan hak‐hak dengan majikannya, menerapkan kontrak kerja kesejahteraan yang lebih baik dari sebelumnya. Lalu menumbuhkan kesadaran dan sikap mandiri tentang ketidakadilan yang mereka alami sebagai wanita dalam keluarga, tempat kerja, masyarakat
Di tingkat individu, dampaknya bisa terlihat antaralain: meningkatnya solidaritas dengan orang lain, terutama di kalangan PRT yang mulai menyuarakan isu dan membantu dalam penanganan kasus. Meningkatnya kesadaran diri untuk membuat rencana kehidupannya berpartisipasi dalam program pendidikan yang setara. Lalu kesadaran akan kebutuhan untuk berjuang secara kolektif untuk mewujudkan pekerjaan yang layak bagi pekerja rumah tangga
Selain bisa bernegosiasi dan berjuang bersama, dalam sekolah ini, para PRT juga diajarkan sekolah ketrampilan, seperti ketrampilan berbahasa Inggris, memasak, sampai diajarkan menulis dan berkampanye di media sosial
Sejumlah PRT merasa bahwa mereka mengalami perubahan, seperti menjadi lebih berpengetahuan, tidak malu lagi untuk mengakui bahwa mereka adalah pekerja rumah tangga. Ada juga yang menyatakan bahwa mereka berkesempatan bertemu dengan teman yang lain.
Selain itu para PRT merasa keberadaan mereka diakui dengan hadir di sekolah dan dengan bangga dapat mengungkapkan/mengemukakan pendapatnya selama sesi berlangsung.