JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pasien Covid-19 yang memiliki gejala dan saturasi oksigen rendah harus segera memperoleh penanganan di rumah sakit. Upaya itu dilakukan untuk mencegah tingginya angka kematian akibat paparan virus corona.
“Kalau bergejala dan saturasinya di bawah 94 harus segera dirawat di lokasi isoter (isolasi terpusat) atau rumah sakit yang memiliki fasilitas alkes (alat kesehatan) dan nakes (tenaga kesehatan),” ujar Budi Gunadi dalam rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat, 23 Juli 2021.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, sementara itu untuk pasien dengan saturasi oksigen di atas 94, mereka dapat melakukan isolasi mandiri di rumah asalkan tidak bergejala. Berdasarkan berbagai laporan, Budi menjelaskan, pasien yang dibawa ke rumah sakit umumnya sudah berada dalam kondisi parah.
Pasien terlambat memperoleh penanganan saat saturasi oksigennya sudah di bawah 90, yakni dengan kisaran 70-80. Padahal, untuk varian delta, Budi menyebut masa inkubasi virus dan masa sakit pasien yang tertular wabah itu relatif cepat. Budi pun akan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk melengkapi fasilitas kesehatan daerah dengan oxymeter untuk mengetahui kadar saturasi oksigen pasien-pasien Covid-19.
Adapun Luhut mengatakan tingginya angka kematian yang terjadi di beberapa daerah harus diwaspadai. “Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, saya minta buatkan laporan khusus penyebab tingginya angka kematian, berikan juga usulan upaya untuk menurunkan angka kematian tersebut,” ujar Luhut.
Luhut meminta berbagai pihak tetap mempertahankan upaya untuk mengurangi mobilisasi masyarakat meski terjadi tren penurunan tren angka kasus Covid-19 baru, seperti di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dengan mempertahankan penurunan mobilitas dan aktivitas, upaya ini akan mendorong penurunan penambahan kasus baru-kasus baru.
Di sisi lain, Luhut memerintahkan Panglima TNI untuk mengkoordinasikan penambahan pengetesan dan pelacakan kasus pasien Covid-19 yang akan dimulai pada pekan depan, 27 Juli, di tujuh wilayah aglomerasi se-Jawa dan Bali. Pengetesan dan pelacakan akan menyasar pada delapan orang yang melakukan kontak erat dengan pasien. “Kalau bisa, TNI segerakan proses testing, agar kita bisa membawa penderita ketika saturasi oksigennya masih di atas 80 sehingga mereka masih bisa tertolong,” ujar Luhut. (Jumiyem)