JAKARTA – Staf khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi, mengatakan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memprioritaskan kemerataan 4G untuk mendorong percepatan digital bagi masyarakat Indoneisa.
“Kominfo memberikan prioritas dalam 2-3 tahun ke depan untuk menghadirkan sinyal 4G terutama di 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau 4G,” ujar Dedy dalam seminar daring “Mendorong Akeselerasi Transformasi Digital,” Selasa (22/7).
Selain itu, Kominfo juga memprioritaskan hadirnya layanan internet yang memadai untuk 150.000 titik layanan publik, misalnya kantor polisi, fasilitas kesehatan, sekolah, dan universitas, hingga 2023.
“Jadi dua angka ini sangat penting untuk 2-3 tahun ke depan dalam hal prioritas pembangunan infrastruktur TIK di Indonesia,” kata Dedy.
“Jika dua hal ini tuntas, maka insha Allah sebagian besar masyarakat Indonesia maupun layanan publik kita dapat terlayani internet dengan baik,” dia melanjutkan.
Selain dari sisi infrastruktur, Kominfo juga mendorong percepatan digital dari sisi dukungan teknologi, mulai quality of service untuk memonitor kualitas layanan telekomunikasi, percepatan pembangunan pusat data nasional, penataan, dan penambahan frekuensi radio, serta teknologi pengendalian konten di internet.
Tidak hanya itu, dalam mendorong percepatan digital, Kominfo juga menyiapkan sumber daya manusia sebagai ekosistem pertumbuhan digital.
“Kominfo sudah mencanangkan 3 level pembangunan SDM, yaitu basic digital skill, intermediate digital skill dan advance digital skill,” ujar Dedy.
Basic digital skill merupakan program literasi digital, sementara intermediate digital skill akan berkaitan dengan talenta digital dari sisi teknis, sedangkan advance digital skill ditujukan bagi pemimpin perusahaan ataupun kementerian/lembaga.
Dedy mengatakan Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun, sehingga dibutuhkan rata-rata sekitar 600.000 talenta digital setiap tahun.
“Oleh karena itu, Kominfo punya program Digital Talent Scholarship yang menghadirkan pelatihan, gelombang ketiga akan dibuka awal Januari, untuk berbagai tema, misalnya big data analytics, AI, machine learning, cloud computing, cyber security,” ujar Dedy.
13.577 Desa Belum Miliki Akses
Sebelumnya, Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tetinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi dalam Kuliah Online bertemakan “Digitalisasi Ekonomi Desa: Transformasi Menuju Indonesia Maju” yang disiarkan secara langsung di saluran Youtube Akademi Desa 4.0 pada Jumat (18/7) lalu, mengungkapkan soal desa–desa yang belum memiliki akses internet.
Budi Arie menjelaskan, secara keseluruhan dari 74.953 desa diseluruh Indonesia, masih ada 13.577 desa yang belum memiliki akses internet.
“Tentu saja ini merupakan tantangan bagi kami di Kemendes PDTT. Kami sudah memiliki target pencapaian, yaitu mengaktivasi jaringan internet di 13.577 desa tidak berinternet diseluruh Indonesia hingga akhir tahun 2024”, jelas Wamendes.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, Rincian 13.577 desa–desa yang belum memiliki akses internet tersebar di 32 provinsi, antara lain:
Provinsi Aceh 312 desa
Provinsi Sumatera Utara 742 desa
Provinsi Riau 80 desa
Provinsi Kepri 47 desa
Provinsi Sumbar 87 desa
Provinsi Bengkulu 106 desa
Provinsi Jambi 134 desa
Provinsi Sumsel 213 desa
Provinsi Babel 3 desa
Provinsi Lampung 60 desa
Provinsi Banten 24 desa
Provinsi Jabar 83 desa
Provinsi Jateng 65 desa
Provinsi Jatim 103 desa
Provinsi Kaltim 194 desa
Provinsi Kalteng 476 desa
Provinsi Kaltara 238 desa
Provinsi Kalsel 132 desa
Provinsi Kalbar 851 desa
Provinsi Sulut 281 desa
Provinsi Sulbar 249 desa
Provinsi Gorontalo 66 desa
Provinsi Sulteng 465 desa
Provinsi Sultra 379 desa
Provinsi Sulsel 220 desa
Provinsi Bali 2 desa
Provinsi NTB 53 desa
Provinsi NTT 779 desa
Provinsi Maluku 719 desa
Provinsi Maluku Utara 536 desa
Provinsi Papua Barat 1.363 desa
Provinsi Papua 4.506 desa
(Puji Astuti)