JAKARTA- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan dapat memberi pendampingan kepada dua juta petani hingga tahun 2023 untuk membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan, Franky O Widjaja menjelaskan bahwa Kadin Indonesia bersama dengan Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro) telah berhasil mewujudkan target pendampingan satu juta petani pada awal 2020.
“Kadin bersama PISAgro siap melaksanakan arahan Presiden untuk meningkatkan pendampingan kepada dua juta petani pada 2023,” kata Franky dalam sambutannya pada Jakarta Food Security Summit yang digelar Kadin Indonesia secara virtual, Rabu (18/11).
Menurut Franky, meningkatkan produktivitas para petani sekaligus mencapai ketahanan pangan tidaklah mudah karena ada sejumlah kendala yang harus dihadapi, seperti ketersediaan lahan, benih unggul, pupuk, pembiayaan, pemasaran, irigasi, sarana penyimpanan hasil pertanian dan sarana- prasarana lainnya, serta kelembagaan.
Namun Kadin optimistis kendala tersebut dapat diatasi dengan mengembangkan pola kemitraan yang dilandasi prinsip saling menguntungkan antara pemerintah, pengusaha, perbankan, petani melalui koperasi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam rantai pasok terintegrasi.
Melalui PISAgro, kata dia, Kadin menggagas model kerja sama inclusive closed loop dan membangun ekosistem berusaha. Model kemitraan ini merupakan sebuah skema kemitraan yang saling menguntungkan dari hulu-hilir sehingga keberlanjutan produksi terjaga dan petani sejahtera.
Dalam sistem inclusive closed loop, petani mendapatkan akses untuk membeli bibit dan pupuk yang benar; pendampingan kepada petani untuk menerapkan sistem pertanian yang baik (good practice agriculture); kemudahan akses pemberian kredit dari lembaga keuangan serta jaminan pembelian hasil petani oleh perusahaan pembina (off taker).
Franky menyebutkan bahwa melalui kemitraan PISAgro, produktivitas petani meningkat antara 40-76 persen dan pendapatan naik antara 50-200 persen.
Skema ini sudah berhasil diterapkan terhadap komoditas kelapa sawit dan sudah mulai diikuti oleh komoditas lainnya seperti pada petani cabai di Garut, Jawa Barat.
“Kami berharap model inclusive closed loop ini dikembangkan di berbagai komoditas pertanian lainnya. Jika persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi petani, peternak dan nelayan bisa diatasi, pertumbuhan dan kontribusi sektor pertanian pada stuktur PDB akan terus meningkat,” kata Franky. (Sargini)