Home Rumah Hari Peduli Sampah Nasional: Ayo Mulai Memilah Sampah dari Rumah

Hari Peduli Sampah Nasional: Ayo Mulai Memilah Sampah dari Rumah
Sampah rumah tangga mendominasi sumber sampah

by admin

tungkumenyala.com – Setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional guna mengingatkan pentingnya pengelolaan sampah bagi kehidupan dan kondisi lingkungan yang lebih baik. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak anggota masyarakat dan bahkan penyelenggara negara yang kurang peduli dengan pengelolaan sampahnya.

Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah rumah tangga masih mendominasi sumber sampah di Indonesia, yaitu sebesar 37,6 persen. Oleh karena itu, pengelolaan sampah rumah tangga memegang peran penting agar Indonesia bisa menuntaskan persoalan sampah dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat melalui potensi nilai ekonomi yang dimiliki sampah.

Partisipasi publik sangat dibutuhkan agar upaya mengurai permasalahan sampah dapat dilakukan dari rumah, dimulai dengan memilah sampah organik dan anorganik. Peran masyarakat dapat diwujudkan dengan lebih bijak dalam memilah dan memilih plastik.

“Dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN) 2023 pada 21 Februari mendatang, KLHK mengangkat tema ‘Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat,” ujar Kasubdit Barang dan Kemasan, Direktorat Pengurangan Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Ujang Solihin Sidik dalam sebuah diskusi pekan lalu.

Dilansir Antaranews.com, Ujang mengatakan, pemilahan sampah rumah tangga sesuai kategori dan jenisnya menjadi kunci dalam upaya mengelola sampah. Ia menegaskan, keterlibatan masyarakat di tingkat rumah tangga memiliki peran kunci dalam pengelolaan sampah sebab merupakan konsumen langsung dari berbagai produk.

“Kunci semua itu adalah pilah. Mana yang didaur ulang, mana untuk biogas, mana untuk kompos, itu harus dipilah,” kata Ujang di Jakarta, Sabtu (18/2/2023).

Kunci dari pengelolaan sampah adalah pilah. Mana yang didaur ulang, mana untuk biogas, mana untuk kompos, itu harus dipilah,”

Ujang mengatakan persoalan sampah khususnya sampah rumah tangga menjadi tanggung jawab semua pihak sehingga membutuhkan kolaborasi bersama dalam mengelolanya.

Pada tingkat produksi, produsen juga diharapkan untuk menciptakan produk dengan kemasan-kemasan yang ramah lingkungan, melalui produk kemasan hasil daur ulang atau tidak menggunakan plastik sama sekali. Di tingkat konsumen, pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan disiplin memilah sampah organik dan anorganik.

Kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan sampah rumah tangga diharapkan mampu mendukung rencana aksi pencapaian Zero Waste, Zero Emission Indonesia dari subsektor limbah padat domestik.

Dan saat ini pemerintah sedang menggalakkan pengelolaan sampah  yang berfokus pada pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menciptakan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampah yang lebih baik.

Ekonomi sirkular bertujuan memperpanjang siklus, misalnya plastik dari sebuah kemasan, bahan baku, dan sumber daya yang ada, sehingga mengurangi produksi plastik-plastik yang baru.

Tercatat pada 2021, 64,52 persen sampah di Indonesia telah terkelola dan diperkirakan potensi nilai ekonomi sampah mencapai Rp 426 miliar.

“Kalau kita masing-masing bisa mengelola sampah sendiri, kita pilah sesuai jenisnya, sisanya kita kompos. Maka kita berkontribusi membantu menyelesaikan 50-60 persen masalah sampah,” kata Ujang.

Related Articles

Leave a Comment