Distribusi 100 Ribu PCR Test Kit Hampir Selesai
JAKARTA- Ketua Task Force Riset dan Inovasi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC-19) Soni Solistia Wirawan mengatakan proses distribusi 100 ribu alat tes PCR (PCR test kit) untuk mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 hampir selesai.
“Hampir sudah semua didistribusi, masih ada satu atau dua lokasi yang tinggal menunggu penerbangan,” kata Soni yang juga merupakan Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kepada Pers di Jakarta, Kamis (11/6).
Ke-100 ribu perangkat tes PCR itu didistribusikan secara gratis ke laboratorium atau rumah sakit dengan strategi 3T yakni tepat laboratorium, tepat jumlah dan tepat waktu.
Pengadaan 100.000 perangkat tes PCR itu didanai dengan penggalangan dana sebesar Rp10 miliar melalui Gerakan Indonesia Pasti Bisa, yang diinisiasi oleh East Ventures. Alat itu diproduksi massal oleh PT Bio Farma.
Alat tes PCR itu didistribusikan ke 10 lokasi di Indonesia di antaranya di Manado, Papua, Aceh, Bali dan Jawa.
Uji polymerase chain reaction (PCR) merupakan standar gold dalam penegakan diagnosis COVID-19.
Alat tes PCR yang dikembangkan BPPT, Nusantics dan PT Biofarma itu didesain dengan target gen deteksi SARS-CoV-2 sesuai dengan sekuens virus Indonesia.
Perangkat tes PCR tersebut mempunyai sensitivitas tinggi, dan spesifitas tinggi yakni 100 persen terhadap virus SARS-CoV-2 dan bisa digunakan di berbagai alat RT-PCR.
Purwarupa dari alat tes PCR itu dibuat oleh Nusantics, perusahaan rintisan lokal yang bergerak di bidang teknologi genomika (genomics technology), yang juga bagian dari TFRIC-19.
Soni mengatakan Kementerian Kesehatan mengeluarkan nomor izin edar alat tes PCR itu pada 5 Mei 2020.
PT Biofarma yang memproduksi alat tes PCR siap melakukan komersialisasi perangkat tes PCR dengan merk BioCov-19 mulai Juli 2020.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, perangkat tes PCR telah diuji komparasi validasi di 10 institusi yakni di Mikrobiologi Universitas Indonesia, Rumah Sakit Tanggerang, Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta, Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Kimia Farma, dan Bio Farma. (Lita Anggraeni)