JAKARTA- Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dalam siaran persnya melalui kanal youtube sekretariat presiden menyampaikan bahwa virus Covid-19 di Indonesia beda dengan Ingrris.
“Virus yang berkembang di Indonesia tidak ditemukan mutasi virus B117 seperti yang ada di Inggris. Namun banyak ditemukan mutasi D614G,” ujar Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual pada Kamis 21 Januari 2021.
Mutasi virus D614G ditemukan pertama kali di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada September 2020.
Seperti dikutip dari ugm.ac.id mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 ini mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi, yaitu 77.5 persen dari total 92.090.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, di Indonesia sendiri sudah dilaporkan sebanyak 9 dari 24 isolat yang dipublikasikan mengandung mutasi D614G.
“Sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah,” ungkap Ketua Pokja Genetik FK-KMK UGM, dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D, pada Rabu 2 September 2020.
Jadi mutasi virus yang disebut Prof. Wiku Adisasmito, yaitu D614G yang tersebar di Indonesia memiliki kemampuan menular 10 kali lebih tinggi.
Dengan kondisi tersebut, Wiku mengajak masyarakat menekan replikasi atau infeksi virus. Dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir. Wiku juga mengingatkan agar masyarakat tidak lengah menjalankan prokes.
“Jika lengah, cepat atau lambat angka penambahan kasus positif Indonesia akan terus meningkat. Kita bisa menjadi bagian dari angka penambahan kasus positif maupun berada di ruang perawatan Covid-19,” kata Wiku.
Wiku juga menjelaskan zonasi risiko di Kabupaten kota merah naik dari 70 menjadi 108 kota.
“Ini menjadi alarm keras untuk segera memperbaiki di wilayahnya masing-masing,” wantinya.
Untuk itu dari evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pemerintah memperpanjang mulai 26 Januari hingga 8 Februari 2021. (Sayem)