JAKARTA- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaksimalkan impor tiga jenis obat covid-19 yang belum bisa diproduksi di Indonesia, yakni Remdesivir, Actemra dan Gamaras. Tujuannya, memenuhi kebutuhan di 12 ribu apotek yang tersebar di Indonesia.
“Kita ada 3 obat lain yang belum bisa kita produksi dalam negeri dan sangat bergantung ekspor. Seperti, Remdesivir, Actemra dan Gamaras. Ini adalah obat-obatan yang di dunia juga sedang supply, karena semua orang membutuhkan,” ungkap Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (26/7).
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, Kementerian Kesehatan berencana mendatang 150 ribu dosis Remdesivir pada Juli. Lalu, pada Agustus akan diimpor sebanyak 1,2 juta dosis Remdesivir. Pemerintah juga mengupayakan proses pembuatan Remdesivir di dalam negeri.
Untuk Actemra, lanjut Budi, Indonesia akan kedatangan 1.000 dosis pada Juli ini. Kemudian pada Agustus, pemerintah akan mengimpor 138 ribu dosis.
“Untuk Gamaras akan impor 26 ribu dosis pada Juli dan akan impor lagi 27 ribu pada Agustus. Obatan-obatan ini akan datang secara bertahap, Agustus kita harapkan sudah lebih baik,” papar Budi.
Proses distribusi obat ke belasan ribu apotek akan bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Farmasi. Pihaknya berharap distribusi obat ke apotek dapat ditingkatkan secara bertahap. Sehingga, permintaan obat covid-19 di berbagai wilayah dapat dipenuhi.
“Yang harus diberikan dengan resep untuk tiga obat, seperti Remdesivir, Actemra dan Gamaras. Itu harus disuntikkan dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit. Jadi, tolong biarkan obat-obatan ini digunakan sesuai prosedurnya,” pungkasnya. (Sargini)