JAKARTA- Kementerian Sosial (Kemensos) terus menyaring data penerima bantuan sosial (bansos) tunai covid-19. Sebanyak 21 juta data penerima bansos tunai dibekukan Kemensos.
“Karena ada 21 juta yang kita tidurkan, kami meminta daerah-daerah untuk melakukan usulan tambahan untuk bisa kita tampung dan kita berikan bantuan,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Sabtu (1/5).
Risma menjelaskan 21 juta orang itu tercatat sebagai penerima bansos tunai ganda. Data mereka harus dibekukan agar penyaluran bansos tunai lebih akurat.
Kemensos juga terus memperbaiki data penerima bansos tunai agar bisa tepat tujuan. Pemerintah mempersilahkan kepala daerah memberikan masukan untuk pemberian bansos tunai ke warganya.
“Dari usulan daerah kurang lebih hanya lima juta yang diusulkan yang kepala keluarganya dari kami,” ujar Risma.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, Risma mengatakan usulan kepala daerah dibutuhkan untuk memperbaiki data pemberian bansos covid-19. Sebab, pemerintah daerah lebih paham dengan rakyatnya ketimbang pemerintah pusat
Menurut Risma, pembenahan data ini tidak mudah. Kemensos masih kesulitan mendata penduduk yang membutuhkan di daerah pedalaman.
“Ada enam daerah, itu yang kita tidak bisa, laterlek (tidak ditemukan) sekali dengan data kependudukan,” tutur Risma. (Lita Anggraini)