JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pentingnya masyarakat untuk selalu menggunakan masker karena tindakan pencegahan itu menjadi kunci pengendalian pandemi COVID-19 sebelum ada vaksinasi.
Dalam pengarahan kepada para gubernur secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, Presiden Jokowi meminta agar pentingnya penggunaan masker disampaikan terus menerus kepada masyarakat, termasuk protokol kesehatan mencuci tangan dengan sabun, berjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
“Ini kunci sebelum vaksin, pemakaian masker ini penting,” kata Presiden.
Presiden juga meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan dalam penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan harus diterapkan.
Baca juga: Presiden Jokowi bagikan masker dan sembako kepada warga Kulon Progo
Baca juga: Satgas COVID-19: Pejabat publik harus konsisten gunakan masker
Presiden sebelumnya sudah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disipilin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang mengatur sanski terhadap pelanggar protokol kesehatan.
“Sehingga kedisiplinan nasional kita dalam mengikuti protokol kesehatan betul-betul dikerjakan oleh masyarakat kita,” ujar dia.
Presiden juga meminta dilakukannya pembagian masker hingga ke tingkat desa, RW dan RT untuk membantu masyarakat mencegah penularan COVID-19.
“Saya minta gubernur memainkan gas dan rem memainkan takaran dan data yang dimiliki,” ujar Presiden.
Pejabat Publik Wajib Masker
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, sebelumnya Juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta agar para pejabat publik konsisten memakai masker saat berkegiatan.
“Untuk para pejabat publik, terutama yang sering berhadapan dengan media dan memberikan informasi agar dipastikan selalu memakai masker,” kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.
Namun, ia menyatakan tetap ada pengecualian bagi para pejabat boleh tidak mengenakan masker.
“Bila tidak memakai masker dengan alasan-alasan misalnya agar gerakan bibir bisa dipahami publik agar tidak disalahgunakan, bisa saja tidak memakai masker,” tambahnya.
Ia mengatakan bahwa terdapat sejumlah syarat agar para pejabat itu saat memberikan keterangan tidak mengenakan masker.
“Asal jarak betul-betul cukup longgar, tidak berdekatan dengan siapapun, sirkulasi udara dipastikan dengan dan tidak terjadi dalam waktu lama, karena saat bicara itu di situ potensi terjadi ‘droplet’ (percikan) yang harusnya kita menggunakan masker,” katanya.
Sedangkan untuk masyarakat umum, Wiku Adisasmito tetap meminta untuk memakai masker guna menjaga diri dan orang lain.
Sebelumnya dalam rapat terbatas 24 Agutus 2020, Presiden Jokowi meminta para menteri Kabinet Indonesia Maju ikut memromosikan pemakaian masker dan bahkan membagikannya untuk mencegah penularan COVID-19.
“Saya melihat urusan promosi pemakaian masker belum kelihatan setelah rapat itu, baik di media, baik di lapangan dengan membagikan masker saya rasa ini perlu saya ingatkan,” kata Presiden Jokowi pada Senin (24/8).
Presiden dalam rapat terbatas pada 3 Agustus 2020 sesungguhnya sudah menyampaikan agar dalam dua minggu setelah rapat 3 Agustus tersebut agar fokus kampanye adalah memakai masker, tapi kampanye itu ternyata belum terlihat.
“Rapat yang lalu kita sudah bicara lagi mengenai kedisiplinan masyarakat yang menjadi kunci untuk pengendalian COVID-19. Tolong ini betul-betul yang berkaitan dengan ajakan memakai masker, membagi masker pelaksanaannya bisa dipercepat,” kata Presiden. (Sayem)