Home Sosial & Budaya 58 Persen Wilayah Indonesia Sudah Masuk Zona Hijau Corona

58 Persen Wilayah Indonesia Sudah Masuk Zona Hijau Corona

by admin

JAKARTA- Sekitar 58 persen wilayah Indonesia sudah masuk dalam kategori daerah dengan risiko rendah penularan COVID-19 atau berada dalam zona hijau menurut data Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19.

“Peta zonasi sejak 31 Mei sampai 21 Juni, daerah yang berisiko rendah dan hijau, dari 46,7 persen, saat ini 58,3 persen,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat menyampaikan paparan di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/6).

Data tersebut, dia mengatakan, menunjukkan bahwa tingkat penularan COVID-19 sudah rendah di sebagian besar wilayah Indonesia.

Ia mengatakan bahwa dampak pandemi COVID-19 terhadap kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat Indonesia tidak lebih buruk dibandingkan dengan negara lain.

Kendati demikian, ​​​​ia melanjutkan, pembukaan kembali suatu wilayah menjadi daerah yang produktif dan aman dari penularan COVID-19 tetap harus dilakukan secara bertahap.

“Kita relatif netral, ini modal kita untuk maju ke depan,” katanya.

Wiku menjelaskan pula bahwa dalam tiga bulan terakhir, pemerintah Indonesia telah mampu meningkatkan kinerja rumah sakit dan laboratorium hingga memproduksi peralatan pendukung penanggulangan COVID-19 secara mandiri.

19.241 Pasien Sembuh

Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan hingga Selasa pukul 12.00 WIB ada penambahan 506 orang yang sembuh sehingga 19.241 pasien COVID-19 dinyatakan sembuh dari 47.896 orang yang terkonfirmasi positif.

“Data hari ini diperoleh berdasarkan pemeriksaan terhadap 17.908 spesimen,” kata Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta, Selasa (23/6).

Secara kumulatif pemerintah telah melakukan pemeriksaan usapan rongga mulut dengan berbagai jenis spesimen mencapai 666.219 spesimen, baik itu menggunakan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) ataupun Tes Cepat Molekuler (TCM).

“Dari pemeriksaan spesimen diperoleh jumlah kasus positif 1.051 orang hari ini, sehingga akumulasi keseluruhan kasus menjadi 47.896 orang,” ujarnya.

Sedangkan untuk pasien yang meninggal tercatat sebanyak 2.535 orang atau meningkat 35 orang dari hari sebelumnya. Kemudian jumlah pasien dalam pengawasan yang masih diawasi sebanyak 13.348 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 35.983 orang.

Ia merinci terkait sebaran dari kasus positif hari ini, ada lima provinsi yang melaporkan kenaikan kasus cukup signifikan yakni Jawa Timur dengan kasus baru sebanyak 258 orang dan sembuh 60 orang.

Kemudian, DKI Jakarta melaporkan 160 orang positif baru dan sembuh 100 orang, Sulawesi Selatan 154 orang kasus positif baru dan 42 sembuh, Sumatera Utara 117 kasus positif dan tiga sembuh serta Papua dengan 55 kasus positif baru dan tidak ada laporan sembuh.

Di samping itu, beberapa provinsi melaporkan kasus sembuh lebih banyak daripada kasus konfirmasi yang dilaporkan di antaranya Jawa Tengah 49 kasus baru dengan 50 orang sembuh.

Selanjutnya, Kalimantan Selatan 27 kasus baru dan 28 sembuh, Sumatera Selatan 16 kasus baru dan 47 sembuh, Banten melaporkan sembilan kasus baru dan 13 sembuh, Sumatera Barat lima kasus baru dan 20 sembuh, Jambi dua kasus baru dan 20 sembuh serta Maluku satu kasus baru dan empat sembuh.

“Kalimantan Barat tidak ada penambahan kasus dan melaporkan 10 kasus sembuh, Bangka Belitung juga demikian,” ujar dia.

Secara keseluruhan, ada 18 provinsi yang hari ini melaporkan kasus baru di bawah 10 orang. Bahkan, ada delapan provinsi yang tidak melaporkan kasus sama sekali, ujarnya.

“Sebanyak 34 provinsi di Indonesia sudah terpapar COVID-19, sedangkan kabupaten dan kota yang terdampak sebanyak 442. Jumlah daerah terdampak ini meningkat dua daerah dari hari sebelumnya,” katanya.

Kasus yang didapatkan hari ini sebagian besar berasal dari hasil kontak tracing yang dilaksanakan secara agresif dan disertai dengan pemeriksaan tes secara lebih masif pada kasus-kasus yang ditemukan di kontak tersebut.

Menurut dia langkah tersebut menjadi penting terutama di daerah-daerah yang masih menunjukkan penambahan kasus cukup tinggi atau rata-rata kasus per jumlah 100.000 ribu penduduknya masih cukup tinggi.

“Ini harus kita lakukan kontak tracing dengan lebih agresif. Dilanjutkan dengan melaksanakan pemeriksaan yang lebih masif,” katanya. (Lita Anggraeni)

 

 

Related Articles

Leave a Comment