Jakarta – Jumlah kasus positif Covid-19 terus menunjukkan tren kenaikan di sejumlah kota di Indonesia, membuat sejumlah kalangan menyebut Indonesia telah memasuki gelombang ketiga pandemi.
Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, jika dilihat dari angka positivity rate yang sudah berada di atas 30 persen maka bisa dikatakan Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga.
“Kita sudah masuk sebenarnya di gelombang ketiga, karena progresivitas kenaikan positivity rate yang di awal kemarin itu awalnya 16 persen, lalu seminggu naik jadi 24 persen, bahkan kemarin 33 persen positivity rate,” kaya Adib dalam diskusi secara virtual, Jumat (4/2/2022). Adib mengatakan, selain angka positivity rate yang meningkat, kasus harian Covid-19 juga meningkat tajam dari 11.000 sampai 17.000 dalam sehari.
Diketahui, Sabtu (5/2/2022), kasus harian Covid-19 di Indonesia, terjadi penambahan 33.729 kasus baru, sehingga total kasus Covid-19 tercatat 4.480.423 kasus. Sementara, selama 7 hari, sejak Minggu (30/1/2022) hingga Sabtu (5/4/2022), kasus harian Covid-19 telah mencapai 149.660 kasus.
Sementara, epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, potensi gelombang ketiga di Indonesia sudah jelas. Sehingga perlu segera dilakukan mitigasi yang kuat, cepat, dan tepat sehingga kurva kasusnya cepat melandai.
Menurutnya, parameter gelombang ketiga di Indonesia sudah terlihat jelas. Salah satunya, peningkatan jumlah kasus dan positivity rate yang meningkat dalam jangka 7-14 hari. “Ditambah ada varian-varian baru dengan berbagai karakteristiknya. Dengan analisa yang komprehensif serta berbekal pengalaman yang ada (dari gelombang pertama dan kedua), kita sudah bisa memperkirakan kejadian ini,” kata Dicky, sebagaimana dikutip Beritasatu.com, Sabtu (5/2/2022)
Adapun positivity rate harian Sabtu (5/2/2022) mencapai 11,01% dengan jumlah orang yang diperiksa sebanyak 306.242 orang. Jumlah tes tersebut turun jika dibandingkan dengan jumlah orang yang diperiksa pada Jumat (4/2/2022) sebanyak 312.977 orang dengan positivity rate harian mencapai 10,29%.
Sementara pemerintah jug aterus berupaya menekan jumlah infeksi Covid-19 yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan membatasi mobilitas masyarakat. Pemerintah juga terus mendongkrak cakupan vaksinasi dosis lengkap berbarengan dengan dosis vaksin ketiga untuk memperkuat kekebalan masyarakat.
Meski jumlah kasus meningkat dan keterisian rumah sakit dapat terkendali, namun dengan menekan jumlah yang terinfeksi akan menjaga fasilitas pelayanan kesehatan tetap memadai.
Waspadai gejalanya.
Sejumlah pakar menyebut varian Omicron yang memicu penularan Covid-19 gelombang ketiga ini lebih cepat menular dibandingkan varian lainnya, seperti Delta.
Kabar baiknya, gejala yang ditimbulkan dari varian Omicron ini juga tergolong lebih ringan dan mirip seperti flu biasa. Namun, seorang dokter asal San Francisco, dr Bob Wachter, baru-baru ini mengungkapkan gejala varian Omicron yang dirasakan oleh putranya saat bangun tidur.
Dikutip dari Express UK, Minggu (6/02/2022), dr Bob Wachter menyebut perasaan tidak enak juga menjaid salah satu gejala Covid-19 yang dipicu varian Omicron ini. Hal ini dialami anaknya yang berusia 28 tahun yang merasakan perasaan tak enak atau cemas ketika bangun tidur. Padahal, diketahui ia sudah mendapatkan vaksin booster jenis Moderna.
“Bangun dengan perasaan tidak enak. Anak saya seharusnya baik-baik saja, tetapi dia malah merasakan penyakit kecemasan yang disebabkan [Omicron] menyedihkan,” ,” tulis dr Bob Wachter di akun Twitternya.
Selain perasaan tak enak, ada juga gejala Omicron lain yang dialami oleh anak dr Bob Wachter. Menurutnya, gejalanya mirip seperti flu biasa, yaitu sakit tenggorokan, batuk kering, nyeri otot, dan kedinginan.