tungkumenyala.com – Hingga saat ini masih banyak anggota yang menyebut pekerja rumah tangga atau PRT sebagai asisten rumah tangga (ART), atau bahkan yang menyebut sebagai pembantu, pembokat dan berbagi sebutan yang mendegradasi makna PRT sebagai pekerja.
Koordinator Nasional Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT), Lita Anggraini dalam berbagai kesempatan menegaskan penggunakan kata “pekerja rumah tangga'” harus terus diperjuangkan. Ia mengatakan saat ini PRT dan ART adalah dua istilah yang paling sering digunakan. Namun di antara keduanya, Lita mengatakan istilah pekerja dalam pekerja rumah tangga, lebih tepat dipakai.
Istilah asisten rumah tangga yang secara harafiah juga tidak jauh dari makna membantu atau mengasistensi. Istilah ini hanya menyerap dari kata assistant di bahasa Inggris, namun tak mengubah esensi bahwa artinya adalah pembantu.
Sementara istilah asisten rumah tangga yang secara harafiah juga tidak jauh dari makna membantu atau mengasistensi. Lita mengatakan istilah ini hanya menyerap dari kata assistant di bahasa Inggris, namun tak mengubah esensi bahwa artinya adalah pembantu.
Pembantu, bisa diartikan sebagai orang yang membantu, dan karena sifatnya membantu bisa jadi tanpa imbalan. Berbeda dengan PRT yang secara orientasi adalah seorang pekerja.
“Kalau PRT kan memang kerja untuk mencari penghasilan atau imbalan,” kata Lita.