JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (5/8), merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen secara tahunan (year on year). Hal ini membuktikan keyakinan Presiden Jokowi, yang disampaikan saat membuka Munas VIII Kadin di Kendari.
Dengan positifnya pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 ini, Indonesia pun lepas dari belitan resesi. Hal ini setelah empat kuartal terakhir sejak kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif.
“Pertumbuhan ekonomi Kuartal II 2021 secara year on year 7,07 persen. Sementara jika dibandingkan kuartal I 2021 atau q to q tumbuh 3,1 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Kamis (5/7).
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, capaian tersebut membuktikan keyakinan Presiden Jokowi, yang disampaikan saat membuka Munas VIII Kadin.
“Kita semua masih optimistis bahwa di kuartal II, meskipun kuartal I minus 0,74 persen tapi di kuartal II kita masih optimistis ekonomi tumbuh Insyaallah 7 persen,” kata Jokowi di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6).
Bukan tanpa data dan penjelasan, Jokowi menyodorkan keyakinan tersebut. Setidaknya, pada kuartal II 2021 lalu ada empat indikator yang menunjukkan perbaikan ekonomi nasional.
Pertama, Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur per Mei 2021 ada di level 55,3. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Posisi ini naik berturut-turut dari Maret 2021 (53,2), lalu April (54,6). PMI merupakan hasil survei terhadap sejumlah purchasing manager di berbagai sektor bisnis. Posisi PMI yang tinggi menunjukkan belanja barang modal dan bahan baku yang tinggi.
Kedua, perdagangan internasional Indonesia disebut Jokowi menunjukkan peningkatan pesat. Mengutip data BPS, menurutnya ekspor Indonesia pada Mei 2021 tumbuh 58 persen, impor bahan baku tumbuh 79 persen, dan impor barang modal tumbuh 35 persen.
Ketiga, konsumsi barang modal juga menunjukkan kenaikan. Seperti konsumsi listrik untuk industri, menurut Jokowi tumbuh 28 persen. Demikian juga konsumsi semen tercatat tumbuh 19,2 persen, yang menunjukkan geliat di sektor properti dan infrastruktur. Sementara penjualan kendaraan niaga tumbuh 783 persen, mengindikasikan peningkatan di sektor transportasi dan logistik.
Keempat, Jokowi juga mengungkap data-data soal membaiknya konsumsi masyarakat. Hal ini menurutnya terlihat dari Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) yang naik ke level 104,4 pada Mei 2021 dari sebelumnya di level 85 pada Februari 2021. Termasuk juga indeks mobilitas bulanan, pada Februari lalu masih minus 2, namun di Mei sudah di posisi 5,2. Begitu pula dengan indeks penjualan ritel yang tercatat tumbuh 12,9 persen. (Sargini)