JAKARTA- Sebanyak 64 juta lebih UMKM diseluruh Indonesia yang terpukul dampak pandemi. Kebijakan pemerintah untuk membantu sebesar Rp 2,4 Juta/ UMKM sudah tepat. Demikian Ketua umum DPP Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah (Hipmikimdo), Dr. Laurensius Manurung di Jakarta, Jumat (26/3).
“Sayangnya pelaksanaannya lemah. Eksekusinya lambat. Banyak yang tidak menerima bantuan tersebut,” jelasnya.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, Laurensius Manurung, mengatakan ada lima masalah utama UMKM saat ini, yang merupakan masukan dari pelaku usaha kecil.
“Selanjutnya saya secara simultan melakukan mapping permasalahan saat ini dapat saya simpulkan ada 5 masalah utama,” ujar Laurensius.
Kelima masalah itu, yakni, pertama, pasar yaitu berpindah dari market space ke market place sehingga anggota didorong untuk masuk pasar secara online .
“Saya juga melakukan pendekatan dengan bebarpa BUMN untuk menjadi offstaker seoert8 dengan Perum Peroanan Indonesia suar MOU tanggal 18 Pebruari 2021 mengenai Perikanan dan sudah ada pembicaraan dengan BULOG untuk Pertanian dan dengan PHRI mengenai kebutuhan hotel, restoran dan catering,” katanya.
Kedua, untuk pendanaan sudah bertemu dengan Direktur Bisnis Mikro Bank BRI bagaiman pemberdayaan UMKM untuk mengatasi penahanan dan disepakati adanya MOU antara HIPMIKIMDO dengan Bank BRI.
Ketiga, digitalisasi. Hipmikimdo untuk mempercepat pendataan dan pemasaran produk UMKM maka akan diadakan MOU dengan LAPI ITB Keempat, manajemen dan SDM yang masih rendah.
Sudah dilakukan webjinar pertama tanggal 18 Pebruari 2021 dan akan dilakukan secara mingguan dan berseri agar manajemen dan SDM UMKM meningkat Kelima, perizinan semua anggota UMKM memiliki legalitas dan kita akan fasilitasi mendaftar melalui OSS.
Mengenai dampak usaha di masa pandemi, Laurensius mengatakan, sesuai laporan dari DPD dan DPC hampir semua usaha anggota Hipmikimdo terpukul dan banyak gulung tikar karena mereka tidak siap.
Tadinya mereka dengan tenang berusaha di suatu tempat tiba-tiba pasar tutup dan produksi mereka tidak ada pembeli bahkan modal kerja menjadi untuk kebutuhan konsumsi sehingga semakin parah .
Sementara itu, katanya, kontribusi UMKM terhadap perekonomian sangat besar. Sesuai data dari Kemenkop UMKM pada tahun 2018 UMKM jumlahnya 64.2 juta unit, dimana 98,68 % usaha Mikro kecil dan menyerap tenaga kerja 116.98 jt orang atau 97 %. Pangsa PDB 61.07 % dan expert 14.37 % dan saat ini turun drastis di bawah 14 %. Investasi 54.89%.
Dia menjelaskan, Hipmikimdo adalah organisasi wadah pengusaha mikro kecil dan menengah Indonesia bertujuan menumbuh kembangkan pengusaha mikro kecil dan menengah secara mandiri membangun perekonomian nasional yang berkeadilan melalui penciptaan lapangan kerja dan mendorong usaha produktif berkontribusi disetiap daerah.
“Sebenarnya tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa saya akan menjadi Ketua Umum HIPMIKIMDO karena saya mau fokus untuk membangun uasah sendiri setelah hampir 40 tahun berkiprah sebagai profesional di BUMN,” kata Laurensius yang resmi memimpin Hipmikimdo pada awal tahun 2021.
Ditanyai mengenai keanggotaan, Laurensius mengatakan, Hipmikimdo sudah ada di 24 propinsi dan ratusan kabupaten/kota.
Kepada Tungkumenyala.com dilaporkan, dia mengatakan, akan berusaha mewujudkan pengusaha Mikro Kecil Menegah bertumbuh berkembang mandiri dengan produk yang berkualitas berdaya saing di tingkat Nasional dan Internasional dengan sasaran terbentuknya DPD dan DPC di seluruh Indonesia 34 DPD dan 514 DPC serta anggota aktif dan produktif tahun 2021 sebanyak satu juta unit.
“Kemudian para UMKM ini harus diberdayakan dan naik kelas dari Mikro menjadi kecil, kecil menjadi menegang dan menengah menjadi besar. Yang berdaya saing dan memasuki era digital sehingga masuk pasar nasional dan global,” jelas Laurensius yang pernah menjabat Direksi Angkasa Pura I dan II adalah pembina UMKM. (Sargini)